Saturday, October 6, 2012

Sedetik Lagi


Sedetik lagi...
Waktu terus bergulir, Sakit terus mengukir
Rindu semakin menjadi
Aku tak tahu harus bagaimana

Sedetik lagi...
Panas tak lagi ada, Hujan terus mengalir
Hatiku terus berharap
Kau... katakanlah sesuatu untuk menahanku

Sedetik lagi...
Aku terus bergumam
Mengharap kau  mengatakan Jangan pergi

Berjalanlah Satu Langkah Lagi


Berjalanlah  satu langkah lagi, saat kau tak lagi merasa mampu
Tersenyumlah saat semua membenci dirimu…
Berlarilah saat kekuatanmu nyaris habis…

Aku tahu, semua yang kau rasakan terlalu berat
Aku tahu, terlalu sakit hatimu karena cinta yang bertolak belakang
Aku paham kenapa kau menangis saat ada yang memberimu uang
Aku mengerti kenapa kau merasa seolah dunia tidak berpihak padamu

Aku tahu, banyak mata tertuju padamu
Akupun tahu, banyak telinga yang terarah kepadamu
Aku tahu, aku tak banyak tahu tentang semua yang masih kau sembunyikan

Duka Bangsa-ku


Semua yang bicara menuturkan kisah bangsaku
Merdeka tlah di raih, kebebasan tlah di capai
Dunia bergema.. para patriot bangsa bersorak
Inilah kegemilangan yang tlah di perjuangkan

Rakyat tersenyum dalam tangisnya
Dan para pembesar tertunduk dalam dukanya
Merendahkan diri kepada penguasa jagad raya
Ingin mempersembahkan kemerdekaan ini

Menantimu

Di kamar ini, aku nyariis terlelap tidur..
Karena menanti sebuah arti yang tak kunjung Nampak
Aku termenung, tak berhenti memikirkannya . . .
Pikiranku melayang, menerawang di sudut-sudut kamar ini

Aku.. aku tak tahu entah kapan dia akan menghampiriku
Menepuk khayalku, membisikkan sebuah kata
Kata yang telah lama ku cari-cari dan kurindukan
Kurindu hingga malam larut. . .